Selasa, 25 Februari 2020

4 Fakta menarik ikon provinsi Lampung


1. Memiliki Ketinggian 32 meter


Bangunan Menara Siger menjulang setinggi 32 meter di atas elevasi Bukit Gamping yang menjulang setinggi 110 meter di atas permukaan laut. Bangunannya yang memang tinggi dan bertempat di lokasi yang tinggi, tak mengherankan andai Menara Siger tampak jelas dari Pelabuhan Bakauheni.

2. Bangunan Tahan Gempa

Menara Siger digagas oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dengan pertolongan seorang arsitek Ir Anshori Djausal MT. Dengan kiat pembangunan memakai sistem ferrocement, bangunan ini dipercayai tahan terpaan angin dan guncangan gempa. Pengembangan Mahkota Siger tidak memakai semen curah cor, untuk meminimalisir beban, tetapi dengan jaringan kawat serupa jaring laba-laba yang bakal tetap powerful sebagai struktur bangunan.

3. Titik Nol Sumatera


Jika Anda berlangsung ke bawah dengan menuruni tangga Menara Siger, kita akan mengejar tugu nol kilometer Sumatera. Dari lokasi ini, kita juga dapat tahu informasi seputar jarak, laksana jarak Bakauheni ke Banda Aceh menjangkau 2.652 kilometer.

4. Bangunan dengan Berbagai Makna

Sesuai dengan namanya, menara dengan warna kekuasaan kuning dan merah ini memiliki format menyerupai siger, yakni mahkota adat pengantin perempuan di Lampung. Mirip dengan yang terdapat di tanah Minang dimana dinamakan dengan nama suntiang. Perbedaanya, siger mempunyai jumlah tanduk atau pucuk kecil sejumlah tujuh buah. Berdasarkan keterangan dari foklor setempat, tujuh pucuk di mahkotanya berasal dari tujuh gunung di Lampung yang menjadi lokasi asal-usul leluhur atau nenek moyang masyarakat Lampung. Lokasi mula itu yang menciptakan masyarakatnya membentuk kumpulan masing-masing. Ada pula yang menduga asal-usul Mahkota Siger dikaitkan dengan Balaputra Dewa, Raja Sekala yang dinamakan Selopun. Yaitu sebuah wilayah di Lampung yang menjadi lokasi tinggal situs Batu Brak bekas pemukiman dari batu. Balaputra Dewa menciptakan siger sebagai miniatur Borobudur guna istrinya Pramodya Wardhani, putri Samaratungga.

0 komentar:

Posting Komentar