Senin, 24 Februari 2020

Tips memilih Batik ASLI atau KW

Tips memilih Batik ASLI atau KW 
di tengah banyaknya batik tiruan 




              BATIK - Di tengah merebaknya batik tiruan atau cetak, eksistensi batik asli makin tersamarkan.Publik nyaris sukar memisahkan antara batik yang memang berasal dari goresan pribumi sang pembatik atau produk massal batik cetak.
Berangkat dari keresahan itu, pegiat batik mulai gencar guna mempopulerkan pulang batik pribumi yang sudah menjadi warisan dunia.

Yayasan Batik Indonesia mempunyai inisiatif berbagi dengan awak media untuk menolong mensosialisasikan batik asli untuk masyarakat umum apa tersebut "Batik Beneran" di Synthesis Kemang, Jakarta Selatan.

Dalam acara tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia, Komarudin Kudiya menjelaskan bersangkutan perbedaan batik pribumi dan batik tiruan.

Menurutnya, masih tidak sedikit orang yang tak menyadari terdapat batik yang memang asli diciptakan dengan goresan tangan seniman pembatik dan terdapat batik yang diciptakan dengan proses cetak (printing).

Batik yang pribumi adalah batik tulis yang diciptakan dengan memakai lilin panas atau malam.

Sementara batik tiruan tersebut berasal dari tekstil. Biasanya proses pembuatannya tak memakai tangan tetapi dicetak.

Proses printing jelas melewatkan teknik membuat batik yang diwariskan nenek moyang dengan bertemunya canting dan lilin panas sekitar proses membuatnya.

"Sekarang bila ada orang yang menciptakan ragam hias dari tamarin, beras ketan, atau eco print, minta maaf tersebut tidak dapat disandingkan dengan batik," ungkapnya untuk awak media pada Sabtu (22/02/2020).



Yayasan Batik Indonesia melangsungkan workshop tentang "Batik Beneran" di Syntesis Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (22/2/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)
Bagaimana Membedakannya Secara Kasat Mata?

Dalam memisahkan kain batik pribumi atau tidak, Komarudin mengakui tak mudah.


Pasalnya, melulu orang yang benar-benar memahami batik dapat memahami batik itu asli atau tidak.

Namun, terdapat dua teknik yang dapat dilakukan untuk pemula guna membedakannya secara kasat mata yakni, menyaksikan dari jenis kain dan melihat keserupaan warna kain batik terlihat depan dan di belakangnya.

Jenis kain batik pribumi berasal dari kain serat alami antara beda sutra, katun, kain rayon, dan kain rami.

"Warna kain batik terlihat depan atau belakang nyaris sama warnanya. Kemudian anda harus tahu jenis kain yang dipakai itu apa," ungkapnya ketika ditanya TribunJakarta.com.

Komarudin sempat membentangkan kain batik berwarna dasar kuning untuk awak media ketika tengah mengerjakan presentasi di depan.

"Ini jajaki dipegang halus enggak? halus ya, laksana sutra ya," katanya untuk awak media.

Namun tak berselang lama, Komar memutar kain tersebut sampai-sampai tampak belakang kain terlihat.

Kala diperlihatkan, warna terlihat depan kain dan terlihat belakangnya jauh berbeda.

Ada ketimpangan warna antara kuning sebagau warna pribumi di depan dan warna putih di belakangnya.

"Coba lihat, Ini bukan batik, tapi bila lihat motifnya ini laksana batik. Tapi ini ialah asli digital print. Kalau dibilang pribumi spanduk boleh, lah," jelasnya.


Saat ini, lanjut Komarudin, tidak sedikit sekali penjaja yang mengaku-ngaku memasarkan batik pribumi dengan menciptakan ragam hias yang serupa batik asli.

Padahal, proses pembuatannya tidak sama laksana batik tulis atau cap.

"Itu bukan batik. Apalagi bila kita lihat di market place atau portal online, masa batik dipasarkan Rp 100 ribu bisa tiga. Itu sebetulnya bukan batik namun tekstil bercorak batik atau tiruan," jelas lelaki yang mempunyai toko batik di Kota Bandung, Jawa Barat tersebut.


Yayasan Batik Indonesia melangsungkan workshop tentang "Batik Beneran" di Syntesis Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (22/2/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)
• Pemain Sepak Bola Indonesia Tewas Akibat Tersambar Petir, Mengalami Luka Bakar di Sekujur Tubuh

• Pemkot Bekasi Jamin Biaya Pemakaman guna Warganya Nol Rupiah

• Mahasiswi Ini Kaget Anak Kucing Terjebak di Kap Mobilnya

Batik Tulis Bernilai Mahal Sebagai Apresiasi Karya Para Pembatik

Batik tulis lebih mahal ketimbang batik tiruan karena didapatkan dari tangan langsung pembatiknya.

Batik tulis didapatkan dari jerih payah sang pembatik yang membutuhkan segenap energinya.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia, Yanti Airlangga.

Berdasarkan keterangan dari Yanti, masing-masing kain batik tersebut memiliki kisah dan nyawa.

"Mungkin kain ialah benda mati, namun begitu terdapat gores tangan pembatik tersebut menjadi bernyawa dari setiap pembatik," terangnya.

Yanti melanjutkan menghasilkan karya kain batik ialah sebuah anugerah. Pasalnya, tak seluruh orang dapat membatik.


Butuh ketelatenan, dan kecermatan dalam membuatnya.

Di samping itu, proses penciptaan yang memakan masa-masa lama menjadi hal batik mahal sampai-sampai seyogianya publik dapat memaklumi dalil tingginya harga batik tulis.

"Ada batik yang berbahan spanduk, apakah anda mau menggunakan baju itu. Psikologis anda sendiri kan apakah mau menggunakan kain yang sebetulnya untuk spanduk," pungkasnya.

baca lagi : Tips memilih Batik ASLI atau KW 

0 komentar:

Posting Komentar