Senin, 24 Februari 2020

Berita Terkini Teknologi - Teknologi Informasi

Berita Terkini Teknologi - Teknologi Informasi



           Efektivitas pemakaian teknologi diruang belajar telah menjadi masalah yang kontroversial. Sementara tidak sedikit guru dan murid merasa bahwa yang terbaik untuk memakai teknologi sebab meningkatkan mengajar tidak sedikit orang beda merasa tersebut menyebabkan terlalu tidak sedikit tantangan dan itu ialah buang-buang waktu. Jika teknologi sama efektifnya di ruang belajar seperti yang diyakini tidak sedikit guru; mengapa sejumlah siswa paling tidak menyukainya?

Untuk membalas pertanyaan ini secara objektif, 3 tulisan diperiksa. 2 dari 3 mengisahkan bagaimana pemakaian teknologi di ruang belajar membuat siswa putus asa sementara yang terakhir menerjemahkan pemikiran murid yang merasa bahwa teknologi di ruang belajar telah menanggapi keperluan mereka. Jadi masalahnya bukan bahwa teknologi tidak efektif namun bahwa sejumlah guru butuh berhati-hati tentang pemakaian teknologi di ruang belajar dan yang beda perlu dilatih supaya dapat memakai teknologi untuk melatih dengan baik sampai-sampai siswa tidak menyaksikan teknologi sebagai penghambat pembelajaran namun sebagai perangkat peningkat.

Setelah meringkas 3 tulisan yang sudah ditinjau kami bakal dapat memperlihatkan bahwa terdapat 2 kumpulan siswa yang menyatakan tidak suka teknologi di kelas: Mereka yang tidak terkena secara tidak benar oleh guru mereka dan mereka yang tidak menyerahkan waktu yang lumayan untuk diri mereka sendiri. untuk membudayakan diri dengannya. Kami lantas akan dapat sampai pada benang merah logis bahwa murid yang sama bakal menghargai nilai teknologi di kelas andai guru mereka menggunakannya dengan benar. Mari anda meringkas tulisan yang anda rujuk terlebih dahulu.

Artikel "Ketika teknologi yang baik berarti pengajaran yang buruk berhubungan bahwa tidak sedikit siswa merasa bahwa guru dan profesor memakai teknologi sebagai teknik untuk pamer. Siswa mengeluh mengenai teknologi menciptakan guru mereka" tidak cukup efektif daripada andai mereka terjebak pada kuliah di papan tulis "(Muda) masalah beda yang berhubungan dengan murid termasuk guru membuang-buang waktu ruang belajar untuk melatih tentang perangkat web atau guna menabrak proyektor atau perlengkapan lunak. Ketika guru tidak terbiasa dengan alat-alat teknologi, mereka ingin lebih lama mengupayakan menggunakan mereka. perangkat empuk teknologi yang paling tidak sedikit digunakan oleh siswa ialah PowerPoint. Siswa mengeluh bahwa guru menggunakannya daripada rencana latihan mereka. Banyak siswa menyatakan bahwa tersebut membuat pemahaman lebih susah "Saya menyebutnya penyalahgunaan PowerPoint" (Young). Profesor pun memposting PowerPoint mereka Presentasi ke dewan sekolah sebelum dan sesudah ruang belajar dan ini mendorong murid untuk kehilangan lebih tidak sedikit kelas.

Masalah beda yang diadukan dalam tulisan dengan pemakaian teknologi di ruang kelas ialah bahwa tidak sedikit sekolah menguras waktu untuk mengajar staf mereka tentang teknik menggunakan teknologi tertentu namun tidak mengajar mereka pada "strategi guna menggunakannya dengan baik" (Young). Penulis percaya bahwa sekolah pun harus menyerahkan insentif duit kecil untuk guru dan profesor guna menghadiri lokakarya.

Dalam suatu wawancara yang dilaksanakan dengan 13 siswa, "beberapa memberi guru mereka gagal saat datang untuk memakai Power Point, sistem Manajemen Kursus dan teknologi ruang belajar lainnya" (Young) sejumlah keluhan lagi mengenai penyalahgunaan PowerPoint dan kenyataan bahwa instruktur menggunakannya untuk menyimak apa yang terdapat di skala. Keluhan lain ialah bahwa guru yang tidak terbiasa dengan teknologi sering menguras waktu di kelas sebab mereka menguras lebih tidak sedikit waktu untuk menuntaskan masalah daripada mengajar. Keluhan terakhir yang disebutkan ialah bahwa sejumlah guru mewajibkan siswa guna berkomentar di ruang obrolan online masing-masing minggu namun mereka tidak mengawasi hasilnya atau tidak pernah menciptakan referensi ke diskusi di kelas.

Demikian pula, tulisan "Saya bukan orang komputer" (Lohnes 2013) berkata kepada kenyataan bahwa harapan murid sejauh mencantol teknologi paling berbeda. Dalam suatu studi yang dilaksanakan dengan 34 mahasiswa sarjana, mereka menganjurkan bahwa teknologi ialah bagian integral dari kehidupan mahasiswa sebab mereka mesti mengerjakan segala sesuatu secara online mulai dari meregistrasi ke perguruan tinggi atau universitas, menggali dan meregistrasi untuk kelas, menunaikan uang sekolah dan pun untuk diintegrasikan dalam administrasi, dll. teknologi juga tidak sedikit digunakan untuk melatih dan dihargai oleh edukasi tinggi.

Namun, semua siswa tersebut merasa bahwa teknologi adalah penghalang untuk kesuksesan saat mereka berusaha untuk menyelaraskan dengan cara-cara di mana institusi menghargai teknologi. "Seorang siswa menyatakan bahwa teknologi dipakai pada tahun kesatunya sebagai murid untuk memberikan tugas, berpartisipasi dalam papan diskusi dan blog, mengirim email untuk profesor, menyaksikan nilai dan untuk sekian banyak  tugas administrasi lainnya tergolong melacak bus sekolah berikutnya. Siswa eksklusif ini yang mempunyai nama Nichole menuliskan bahwa dia tidak mempunyai laptop namun berbagi komputer keluarga. yang pun menggunakan komputer untuk menuntaskan tugas sekolahnya sampai-sampai dia mesti begadang untuk menuntaskan tugas. Dia mengaku "teknologi dan aku? Kami tidak pernah mempunyai koneksi tersebut "(Lohnes). Nichole tidak menyukai fakta bahwa perguruan tingginya meminta dia mempunyai lebih tidak sedikit kontak dengan teknologi daripada yang dapat dia lakukan.

baca lagi : Berita Terkini Teknologi - Teknologi Informasi

0 komentar:

Posting Komentar