Senin, 17 Februari 2020

kontroversi Pemblokiran Netflix, Mengapa Menyalahkan Telkom ?



Bertepatan dengan penutupan sejumlah situs yang menunjukkan film seperti IndoXXI secara ilegal oleh Kemenkominfo pada akhir tahun lalu, isu re Netflix hangat.

Kebanyakan warganet di media sosial tentang Netflix layanan pengembalian mengeluh tidak dapat diakses melalui Telkomsel, bahkan jika aplikasi dianggap legal.

Menurut warganet bahwa keputusan Telkom untuk memblokir Netflix sejak 27 Januari, 2016, sangat tidak masuk akal. Bagaimana tidak, dengan dalih pornografi dan tidak mendukung konten lokal, Telkom menjadi penyedia satunya layanan Internet (ISP), sementara memblokir Netflix Indonesia.

Di sisi lain, kerjasama dengan Telkom HOOQ, Viu dan iFlix. Ketika penyedia layanan serupa dengan Netflix, juga tidak dapat menjamin konten 100% bebas dari pornografi dan kekerasan.

Warganet berharap, Telkom mampu bersaing secara adil dan tidak naif dengan realitas. Mungkin ada beberapa tayangan dari Netflix yang bertabrakan dengan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Tapi itu bukan Telkom hak untuk menentukan apa yang warganet Internet.

Menurut warganet, bank masih memiliki akses ke Netflix melalui lain ISP, seperti XL, PT Smartfren Telecom Tbk, First Media, Republik Saya dan Indosat, yang menunjukkan bahwa layanan video streaming Amerika Serikat, tidak bertentangan dengan peraturan Departemen komunikasi dan teknologi informasi (komunikasi).

Perdebatan di bidang sosmed, yang akhirnya memicu karakter berbicara. Salah satunya adalah Ishadi SK. Mengingat para ahli dari industri penyiaran, tidak mudah melawan gelombang baru multimedia digital disiarkan terus menerus.

Komisaris Transmedia hakim tidak mencoba untuk menghentikan teguran dengan operasi Netflix di Indonesia. Mengapa? Karena Netflix adalah fenomena teknologi yang menargetkan seluruh dunia Millennium Group.

Sekarang ini didasarkan pada "isi" yang tidak terkontrol, Telkom dan Telkomsel tidak memungkinkan Netflix untuk menggunakan saluran untuk masyarakat Indonesia.

Menurut Ishadi, Telkom akan mengadakan pembicaraan dengan Netflix dan mempersiapkan tim yang kuat dan diskusi profesional. Melalui negosiasi dengan raksasa dari konten streaming video, akan menjalankan saja.

Namun, Netflix di masa depan memerlukan pelanggan pada ceruk pasar ini di Asia Tenggara dan Australia.

Alih-alih milenium tentu akan terus mencari cara untuk mendapatkan akses ke Netflix masih yang menawarkan film dan program televisi yang hampir tak terbatas jumlahnya, tambah Ishadi.

Telkom sendiri, sejak pertama menyebutkan bahwa langkah memblokir merupakan bentuk dukungan pemerintah sebagai regulator yang Netflix segera berbicara kepada jaminan layanan.

Ini lagi dikonfirmasi oleh Consumer Services Manager Telkom Siti Choirina, kota halaman Detiknews.

Dia menambahkan, Netflix juga harus berani turun konten ketika ada orang yang mengeluh.

Selanjutnya, Ana menegaskan bahwa perusahaan dapat membuka Netflix, jika perusahaan yang berbasis di Los Gatos kemudian - California, bisa mengikuti aturan Telkom.

0 komentar:

Posting Komentar