Kamis, 13 Februari 2020

Dua Siswi Asal Jakarta Berhasil Ciptakan Material Anti Bocor dan Pengawat Makanan, Dengan Teknologi Nano

teknologi

Dua siswi kelas 11 Jakarta Intercultural School, Alicia Chan (15 tahun) dan Aileen Bachtiar (16 tahun) manfaatkan teknologi nanopartikel yang dimana digunakan untuk membuat material anti bocor dan bahan pengawet untuk makanan.
Temuan hasil dari penelitian yang mereka lakukan saat mengikuti sekolah musim panas di Columbia University dan University of Pennsylvania, Amerika Serikat pada Juli 2019 tahun lalu tersebut dipamerkan saat digelarnya acara pusat kebudayaan AS di @america, Mall Pacific Place, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/2).

Teknologi nano merupakan sebuah teknologi yang dapat digunakan dengan skala nano atau sepersemilyar dengan sifat material dengan ukuran nano atau atom. Jika suatu material dibuat dalam ukuran nano, akan memungkinan terciptanya material dengan sifat-sifat baru yang luar biasa.
Alicia yang pada saat itu tertarik terhadap penelitian superhydrophobicity atau membuat sebuah benda agar permukaannya anti air mendorongnya membuat cairan spray superhydrophobicity. 
“Jika disemprotkan ke suatu benda, maka akan memiliki tekstur nano seperti daun lotus, anti air,” ujarnya.

Alicia menggunakan teknik biomimicry yangdi mana karakteristik sebuah organisme ditiru untuk diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Cairan spray superhydrophobicity yang dihasilkannya dijelaskan dapat diaplikasikan ke segala macam permukaan apapun. "Contohnya seperti atap rumah biar anti bocor," katanya. 
"Saya menggunakan konsep penelitian 'self-assembling monolayer', sebuah permukaan bisa dibuat sangat anti-air sehingga setetes airnya bisa menggumpal ke bentuk bola dan berlari ke bawah dengan mudah, sama seperti permukaan teflon. Tujuan saya bereksperimen dengan konsep ini agar dapat membantu masyarakat kurang mampu yang atap rumahnya bocor. Selain praktis dan efektif, teknologi ini bisa bertahan sangat lama," tambah Alicia.


Foto: TEMPO/Khory


Berbeda dengan Alicia, Aileen Bachtiar justru memilih bidang pangan untuk penerapan teknologi nanos. Ia menemukan bentuk alternatif lain pengawet makanan yaitu nanopartikel perak untuk pembuatan minuman anggur saat mempelajari teknologi nano di University of Pennsylvania.
Aileen mengatakan bahwa telah banyak melakukan penelitian, pada akhirnya dia berhasil menemukan sebuah pengawet yang dapat digunkan untuk minuman anggur yang difermentasi. “Sulfit yang saat ini banyak digunakan untuk pengawet anggur memiliki efek jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan, seperti hipotensi dan bronkospasme,” katanya menuturkan.
Menurutnya, tujuan penelitian yang dia lakukan untuk menemukan sebuah bentuk alternatif pengawet yang efektif sebagai pengganti sulfit, sehingga dapat mengurangi efek berbahaya bagi kesehatan. partikel nano perak disebutnya yang dimana mempunyai sifat anti bakteri untuk membunuh kuman pada proses fermentasi anggur.

Solusi nano partikel perak yang dibuat dari ion perak ini juga bisa diterapkan pada makanan atau minuman lain. Contohnya adalah pada kemasan makanan yang dapat meningkatkan umur simpan makanan, dan pada obat yang dapat memungkinkan penyerapan obat oleh tubuh manusia menjadi lebih maksimal.
Dari penelitian Alicia dan Aileen telah dibuktikan bahwa teknologi nano sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena memang kemampuannya untuk meningkatkan efektivitas dalam berbagai bidang. Penerapan teknologi ini dinilai akan memberikan nilai lebih bagi kehidupan manusia di masa sekarang maupun yang akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar